Membahas tentang konsep dasar partisi pada hardisk
Senin Legi, 9 Mei 2005
Multiple Drive dengan Partisi
Hardisk
by
Mawar Biru, mawarbiru@telkom.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Latar Belakang
Saat
sekarang, kapasitas hardisk semakin royal. Selain teknologi hardisk yang semakin
canggih, juga karena harga hardisk yang kian terjangkau, dalam masa krisis
sekalipun. Adalah hal biasa ketika dalam komputer terpasang hardisk dengan
kapasitas 20 gigabyte.
Mengalami
hal ini, berbagai macam reaksi pengguna bermunculan. Ada yang dengan cueknya
menjadikan hardisk 20 GB dalam satu partisi!. Dan ada juga yang memecah-mecahnya,
menjadi banyak partisi, sehingga jika Windows Explorer dibuka, akan muncul
barisan drive, dari C sampai R. Bahkan ada yang iseng sampai drive X.
Apakah Partisi Itu ?
Kegiatan
mempartisi hardisk memang menjadi hal yang biasa, bahkan wajib dilakukan untuk
hardisk yang masih baru. Tapi belum semua pengguna memahami apa dan bagaimana
melakukan partisi. Bahkan ada yang pernah mengatakan, "Hardisku ukurannya
kecil, jadi tidak saya partisi".
Mempartisi
hardisk adalah hukumnya wajib. Yaitu menentukan area pada hardisk yang akan
digunakan untuk sistem.
Karena
dapat memilih area pada hardisk, maka kegiatan ini juga sering dimanfaatkan
untuk 'menghilangkan' bad sector. Sebenarnya yang terjadi bukanlah menghilangkan,
tapi menghindari area yang rusak supaya tidak digunakan, sehingga area yang akan
digunakan bersih dari bad sector.
Susunan Partisi Hardisk
Untuk
membentuk partisi, kita memang bebas menentukan jumlah partisi yang kita
inginkan. Namun ada aturan yang harus diikuti.
Partisi
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Primary, Extended, dan Logical.
Primary
: Partisi jenis ini maksimal ada 4 buah dalam satu hardisk. Jika dalam hardisk
juga ada partisi Extended, maka partisi Primary maksimal ada 3 buah.
Dalam
prakteknya, kita cukup membutuhkan satu partisi Primary. Namun jika kita ingin
menginstal banyak sistem operasi dalam satu hardisk, dibutuhkan lebih dari satu
partisi Primary. Hal tersebut berlaku untuk OS yang hanya bisa booting dari
partisi Primary, seperti DOS, WIn 3.x dan Win 9x. Sedangkan untuk OS lain
seperti Win NT, Linux, OS2, bisa booting dari jenis partisi Logical.
Extended
: Untuk jenis partisi ini hanya terdapat satu dalam satu hardisk, digunakan
untuk menampung partisi Logical. Seperti diketahui dalam satu hardisk dibatasi
hanya ada 4 Primary, maka untuk menciptakan partis lebih banyak, partisi
Extended dapat dimanfaatkan. Partisi ini tidak dapat menampung data, hanya
digunakan untuk menampung partisi Logical.
Dengan
kata lain, partisi Extended adalah partisi Primary yang digunakan untuk
menampung partisi Logical.
Logical
: Partisi jenis ini tidak dapat berdiri sendiri. Dia dan teman-temannya harus
berada dalam partisi Extended. Jadi jika akan dibuat lebih dari 4 partisi, harus
dibuat satu partisi Extended dan partisi Logical sejumlah yang dibutuhkan.
Berikut
gambaran mengenai struktur partisi hardisk.
PRIMARY
SATU |
E
X T E N D E D
|
PRIMARY
DUA |
PRIMARY
TIGA |
Tentu
saja susunan di atas hanya contoh. Susunan yang sebenarnya bisa beragam.
Menyusun Partisi
Pembentukan
partisi dapat dilakukan dengan banyak program. Di lingkungan Windows sudah
disediakan FDISK. Jika ingin mempartisi tanpa menghapus data sebelumnya, dapat
digunakan program Partition Magic.
Tapi
biasanya pengguna lebih memilih menggunakan Disk Manager (DM) yang disediakan
oleh manufacturer hardisk, karena kata mereka, pabrik pastilah lebih tahu
tentang hardisk yang mereka produksi, sehingga program dari manufacturer lebih
cocok dengan hardisk tersebut.
Dalam
lingkungan linux, dapat digunakan DRUID dan FDISK (fdisk/cfdisk/sfdisk).
Tidak
ada langkah-langkah baku untuk menyusun partisi, namun sebagai gambaran, berikut
adalah langkah-langkah untuk menyusun partisi untuk hardisk baru, atau dianggap
baru :
1.
Buat partisi primary sebesar yang dibutuhkan.
Untuk
Windows 9x, file-file utama dan aksesorisnya membutuhkan sekitar 300 MB, untuk
persiapan perkembangan file-file driver dan library Windows, sediakan sekitar
1000 MB.
Untuk
Windows XP, ME, NT, sediakan sekitar 2000 MB.
Untuk
Linux, untuk full install, biasanya menghabiskan hampir 2 GB. Sediakan saja 2.5
GB.
2.
Tentukan dulu partisi-partisi yang lain, hitung di atas kertas, jenis dan
ukurannya. Misalnya Musik, perkirakan menghabiskan 3 GB, Data spreadsheet, cukup
2 GB, Game sediakan saja 2 GB.
Itu
semua adalah ‘misalnya’, yang kepastiannya terserah anda.
3.
Setelah ditentukan, hitung total besarnya. Sesuai contoh di atas menghabiskan 7
GB, maka sebesar itulah partisi Extended dibuat.
4.
Buat partisi-partisi logical sesuai dengan ukurannya di dalam partisi Extended.
5.
Set status partisi primary menjadi ACTIVE. Jika tidak maka jangan harap hardisk
anda bisa booting.
6.
Jika anda melakukan itu semua melalui program Partition Magic, maka ketika
partisi diciptakan akan langsung diformat. Jika dengan program FDISK, maka anda
harus keluar dari FDSIK, lalu restart, baru kemudian memformat satu persatu
partisi yang baru di buat.
Melalui
langkah-langkah di atas, susunan partisi yang terbentuk adalah sebagai berikut :
SYSTEM
(Drive C) 2 GB |
E
X T E N D E D
|
AREA
KOSONG |
Pertimbangan Pembentukan
Partisi
Banyak
di antara pengguna yang memecah hardisknya, sesuai dengan kebutuhan. Dalam kasus
tertentu, cara tersebut memang benar, tapi kurang tepat. Karena ada
faktor-faktor pertimbangan untuk membentuk partisi.
Beberapa
faktor antara lain :
*
Semakin besar kapasitas suatu partisi, maka semakin berat maintenance-nya.
Misalnya kegiatan defrag, scanning, dan lainnya.
*
Dengan mencampur semua data pada satu partisi, maka kemungkinan kehilangan semua
data semakin besar.
Banyak
sekali kasus rusaknya FAT (File Allocation Table) atau Root directory, baik oleh
virus atau kegagalan sistem. Jika FAT atau Root directory rusak, maka isi satu
partisi tersebut juga rusak. Jika dipisah dalam partisi yang berlainan, akan
memperkecil kemungkinan kejadian di atas.
*
Semakin sedikit jumlah partisi, semakin kecil kemungkinan jumlah Sistem Operasi
yang terpasang, karena setiap sistem operasi mempunyai jenis file system
sendiri-sendiri, sedangkan satu partisi hanya bisa mempunyai satu jenis file
system.
*
Dengan memecah menjadi sejumlah partisi yang dibutuhkan, lebih mudah untuk
mengorganisir lokasi file. Misalnya, perlu dipisah antara data untuk musik,
spreadsheet, game, file swap, dll. Sehingga mudah untuk pencarian dan backup.
Katakanlah
anda memakai komputer hanya untuk multimedia dan spreadsheet, paling banyak
hanya membutuhkan 2 partisi. Kalau hardisk 20 GB dipecah menjadi 2 partisi tentu
akan berat maintenancenya. Untuk kasus seperti ini, lebih baik jika TIDAK semua
kapasitas hardisk digunakan, cukup diambil sesuai dengan kebutuhan.
Referensi : Dokumentasi PowerQuest Partition Magic
v7
Bermanfaat Banget.. Semoga allah memberkahi selalu orang2 yang saling membagi ilmunya..